TOP

2 Warga Tewas Akibat Banjir Bandang di Padang


2 Warga Tewas Akibat Banjir Bandang di Padang
Headline
IST
Oleh: Haluan Padang
sindikasi - Kamis, 13 September 2012 | 03:00 WIB
Berita Terkait
Diberdayakan oleh Terjemahan
INILAH.COM, Padang - Banjir bandang kembali melanda Kota Padang, Rabu (12/9) petang. Empat kecamatan terendam air, masing-masing Nanggalo, Pauh, Kuranji dan Lubuk Kilangan. Dari peristiwa ini diperkirakan 400 unit rumah masyarakat terendam air.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Haluan, sebanyak 8 titik terendam banjir, yaitu Siteba, Gurun Laweh, Batu Busuk, Limau Manis, Simpang Gadut, Gunung Pangilun, Padang Besi, dan Belimbing.

Namun tidak tertutup kemungkinan, bahwa Nagari Saliputan, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman ikut terkena banjir. Karena, hulu Sungai Saliputan dengan Lubuk Kilangan, dan hulu Batang Kuranji, satu hulu.

Menurut Rico Rahmad, Koordinator Lapangan Sekber Mapala Sumbar kepada Haluan Rabu (12/9), dari informasi relawannya, mengatakan, akibat longsor di Kampung Ubi RT 04 RW 03, Batu Busuk, empat orang warga tertimbun longsor. Keempat warga itu adalah Jamaris (45), Nila (25), Naswa (6), dan Saffa (3).

“Di lokasi itu, ada 4 rumah rusak berat akibat tertimpa longsor dari punggung bukit sebelah kiri. Hampir seluruh rumah tergenang banjir di Batu Busuk. Warga menyebutkan, ada 5 rumah tertimbun longsor ke arah menuju Patamuan dan ada laporan 4 orang anggota keluarga belum ditemukan. Yang hilang ini satu keluarga,” kata Rico Rahmad.

Informasi tertimbunnya empat warga itu dibenarkan Kabid Damkar Eddy Asri.

“Ya, ada warga yang tertimbun longsoran. Jumlah empat orang. Satu keluarga. Hingga tadi malam, tim telah berhasil mengevakuasi Jamaris Naswa. Keduanya sudah tak bernyawa saat ditemukan. Sekitar 30-an personil dari TNI, BPBD, Damkar, dan SAR terus mencari korban,” kata Eddy Asri.

Namun keterangan itu berbeda dengan apa yang disampaikan Kepala SAR Kota Padang Djonny Sitorus. Ia menyebutkan, musibah banjir bandang tersebut, tidak ada korban jiwa maupun loporan kehilangan, dan hanya satu rumah hanyut, serta 30 kepala keluarga diungsikan ke berbagai tempat seperti masjid dan dataran tinggi di Batu Busuk dan Limau Manis. Sementara itu, lebih dari 100 rumah terendam banjir.

“Data tersebut kami kumpulkan dari berbagai anggota yang berada di setiap titik banjir. Besar kemungkinan, akan ada penambahan jumlah rumah hanyut, ataupun yang terrendam banjir. Karena beberapa anggota di lapangan belum meloporkan kepada kami secara pasti,” katanya.

Sementara itu Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Padang, Syafrizal, mengatakan, hujan lebat mengguyur sumbar, khsususnya Kota Padang diprediksi masih terjadi hingga dua bulan ke depan.

“Pantuan satelit diprediksi intensitas curah hujan tinggi akan melanda wilayah Sumbar. Oleh sebab itu, masyarakat yang berada di daerah perbukitan harus ekstra waspada. Karena, sewaktu-waktu tanah tertsebut, bisa lonsor dan menimbung perumahan warga,” ujarnya.

Meski begitu, sebagian warga yang dilanda banjir bandang bertahan di rumah untuk menjaga barang berharga yang ada di rumahnya, terutama kaum pria. Evakuasi diprioritaskan kepada kaum wanita.

Meluapnya Batang Kuranji, menyebabkan saluran air di pinggir jalan penuh hingga masuk ke badan jalan dan rumah warga yang ada di Kawasan Pasar Baru, Kecamatan Pauh. Genangan air di badan jalan yang mirip dengan aliran sungai itu, para pemakai kendaraan tetap menerobos arus air tersebut, walaupun hujan deras menimpa Kota Padang.

Dari keterangan warga setempat, air yang masuk ke badan jalan berasal dari aliran Batang Kuranji, Limau Manis. Deras dan keruhnya air sungai membuat mereka khawatir akan terjadi banjir yang lebih besar lagi. Apalagi, setiap waktu debit air yang semakin meningkat, ditambah lagi material kayu-kayu besar yang terseret arus.

Rosmita (40), seorang warga rumahya begitu dekat dengan bandar air yang dihubungkan dari Batang Kuranji, membuat dia takut rumahnya menjadi sasaran hantaman banjir. Dia pun terus memperhatikan debit air yang ada di selokan.

Sementara di lokasi jembatan lama Koto Panjang yang roboh akibat dihempas banjir jelang Puasa lalu, dan saat ini sedang dalam renovasi, juga terlihat puluhan warga bertahan dengan payung di bawah guyuran hujan deras. Mereka terus memperhatikan perkembangan debit aliran sungai.

Kapolresta Padang Kombes Pol. Moch Seno Putro melalui Kasat Lantas Polresta Padang Kompol Andiyatna, pihaknya telah memerintahkan anggotanya di lapangan dan mengawal jalur-jalur yang tergenang air guna mengantisipasi kemacetan dijalan raya. Selain itu, beberapa petugas juga telah ditempatkan dilokasi banjir bandang dan melakukan patroli.

0 komentar:

Posting Komentar

KABAR PILIHAN